ABSTRAK
This study aims to examine competence, independence,
experience, ethics and religiosity to professional skepticism of internal
auditors. We used primary data in the form of questionnaires and distributed it
to universities under the Ministry of Religious Affairs and status of Public
Service Agency (BLU). The sampling was done by using convenience sampling
method. Data analysis tool we for hypothesis testing multiple regression
analysis.
The results of the analysis can be concluded that
experience and ethics have a significant positive effect on professional
skepticism of internal auditors, while competence, independence and religiosity
have no effect on professional skepticism of internal auditors.
Keywords:
Independence, Experience, Ethics, Religiosity, Skepticism
ABSTRAK
Penelitian
ini bertujuan untuk menguji kompetensi, independensi, pengalaman, etika dan
religiusitas terhadap skeptisisme profesional auditor internal. Data
yang
digunakan adalah data primer dalam bentuk penyebaran kuesioner yang dilakukan
di Perguruan Tinggi yang berada dibawah Kementerian Agama dan berstatus satuan
kerja Badan Layanan Umum (BLU). Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode convenience sampling. Alat analisis data untuk pengujian
hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda.
Hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pengalaman dan etika berpengaruh positif signifikan terhadap skeptisisme profesional auditor internal, sedangkan kompetensi,
independensi dan religiusitas tidak berpengaruh terhadap skeptisisme
profesional auditor internal.
Kata Kunci : Independensi, Pengalaman, Etika,
Religiusitas, Skeptisisme
Oleh: Ady Cahyadi & Rikawati
Telah dimuat pada Jurnal Aktsyar IAIN Kudus dengan link:
PENDAHULUAN
Kecurangan
akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol
serta penting di mata pemain bisnis dunia. Kecurangan merupakan bentuk penipuan
yang sengaja dilakukan sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh
pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan
(Alison, 2006) dalam Pamungkas (2014).
Indikasi adanya kemungkinan kecurangan akuntansi dapat dilihat dari bentuk
kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuan
atau manipulasi yang merugikan pihak lain. Kecurangan akuntansi meliputi
berbagai bentuk, seperti tendensi untuk melakukan tindak korupsi, tendensi
untuk penyalahgunaan aset, dan tendensi untuk melakukan pelaporan keuangan yang
menipu (Thoyibatun, 2009).